Skip to main content

Mau Melangkah enggak?

 


Ada dua buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Kedua bibit itu saling berkomunikasi, bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menanamkan akarku dalam-dalam di tanah ini dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku untuk menyampaikan salam musim semi. Aku juga ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.” Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam, “Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah di sana sangat gelap? Jika kuteroboskan tunasku ke atas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku itu pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.” Bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.

Memang selalu aja ada pilihan dalam hidup. Ya, selalu saja ada peran-peran yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam sikap yang pesimis, takut, ragu, bimbang, dan semua hal itu ternyata kita yang menciptakannya sendiri. Bahkan kita sering terbuai dengan alasan-alasan untuk enggan melangkah, tak mau menatap hidup, dan gagal move on serta insecure dan overthingking.

Karena hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak. Apakah diam sendiri dan tak melangkah, atau mencoba untuk memulai walaupun pilihannya bisa jadi tak sukses.

Nah itu kang, saya takut enggak sukses. Kalau benar-benar gagal gimana?

Sekarang saya tanya, kalau kamu melangkah peluang berhasilnya berapa persen?

Ya bisa 50% berhasil dan 50% gagal. Fifty-fifty kang.

Kalau kamu enggak melangkah sema sekali, hanya diam saja tak berbuat apa-apa. Berapa persen keberhasilan kamu?

Hemm… ya jelas 0% kang. Karena kan enggak ngapai-ngapain.

Nah itu, di situ intinya. Memang ketika kita mencoba dan melangkah, peluang gagal pun tersedia. Tapi kalau kita tak benar-benar melangkah, bisa dipastikan. Keberhasilan tak pernah didapatkan. Betul kan?

Comments

Popular posts from this blog

Melangkah aja!

  Pernahkah kamu membayangkan disebuah daerah yang asing, tersesat dan tidak pernah sama sekali pergi ke sana? Pernah kang… Apa yang kamu pikirkan saat itu? Apakah langsung bertanya keseseorang yang mungkin dia lebih mengetahui seluk-beluk daerah tersebut? Atau kamu menggunakan feeling untuk terus berjalan dan melangkah? Pasti tanya sama seseorang yang lebih tahu kang. Oke, apapun jawabannya. Saya yakin, tugas kamu memilih dari sekian pilihan itu kan? Bertindak segera untuk menemukan tempat tujuanmu? Betul? Betul sekali kang… pokoknya harus nyampe. Yups, karena dengan hanya berdiam diri saja dan tidak melakukan apa-apa, kamu tidak akan ke mana-mana kan? Jelas lah… Cuma diam saja tidak berbuat apa-apa, maka tidak pernah sampai ke tujuan. Setuju kang. Bagaimana kalau kita analogikan hal tersebut dengan kehidupan nyata. Sadarkah kita bahwa sesungguhnya kita adalah mahluk asing di dunia ini? Kita adalah mahluk yang berkelana di kehidupan yang tidak pernah kita kenal se

Sales Gagap Ahli Menjual Buku

Alkisah ada seorang Pengusaha yang baru memulai usaha baru untuk memasarkan Buku, karena dia membutuhkan karyawan, dia membuka lowongan kerja untuk dijadikan seorang sales. keesokan harinya, ternyata ada seseorang yang berbicaranya gagap datang untuk melamar menjadi seorang sales. Gagap : "Sese.. la..mat paagi.. Pak...!!!" Pengusaha : "Selamat pagi..." Gagap : "Saa ya.. lii.. hat di sii..ni bu..tuh karr..yaa..wann.. Pak??" Pengusaha : "Iya, saya butuh karyawan yang pandai dan bisa membuat laku buku-buku saya." Gagap : "Saa..ya bii..sa Pak..!" Pengusaha : "Bisa apa?? kamu ngomong saja susah.. bagaimana mau menjadi sales?? Sedangkan sales itu harus pintar berbicara dan harus lancar...?" Gagap : "Baa..pak booleh coo..baa duulu saa..ya pas..ti bisa!!" Pengusaha : "Baik coba kamu jual 5 buku ini.. 1 jam kemudian kamu kembali." Gagap : "Baa..ikk Pak!!" Setelah satu jam Gagap kembali