Skip to main content

Diterima bekerja karena membersihkan toilet


Suatu hari ada sosok pemuda yang ingin bekerja di sebuah perusahaan. Dia melihat lowongan di sebuah website. Tanpa pikir panjang, pemuda tersebut langsung mengirimkan syarat-syarat ke email agar segera melalukan wawancara dan berharap diterima menjadi karyawan di perusahaan yang dituju.

Singkat cerita, pemuda tersebut dipanggil untuk melakukan sejumlah tes-tes dasar sebagai syarat menjadi karyawan. Ternyata yang mendaftar jumlahnya mencapai ribuan orang, dan merasa ia tak layak bekerja di sini karena kapabilitas saingan yang melamar jauh lebih hebat dibandingkan pemuda tersebut.

Wawancara dimulai jam 8 pagi sampai malam hari, mengapa selama itu? Karena yang mendaftar ribuan orang, maka kemungkinan prosesnya bisa berjalan sangat lama.

Tepat jam 2 siang setelah pemuda tersebut makan siang, ia ingin membuang hajat di toilet perusahaan. Disebabkan ribuan orang yang lalu-lalang bolak-balik ke kamar mandi, alhasil ada salah satu wastafel di toilet bocor. Air keluar ke mana-mana. Beberapa orang yang sudah memakainya tak peduli dengan keadaan itu.

Tapi pemuda tersebut melakukan hal yang berbeda, pengalamannya memperbaiki peralatan dapur dan kamar mandi hasil belajar otodidak, ia memutuskan untuk memperbaiki wastafel itu dengan kemampuannya. Bukan itu saja, dibersihkannya lantai yang agak menggenang dan di lap memakain kain pel sampai bersih.

Di tengah-tengah pekerjaannya, ada seseorang yang masuk ke toilet dan sempat bingung dengan keadaan toilet perusahaan itu. Dipanggilnya pemuda tersebut, “Pak, kesini sebentar! Anda cleaning service disini?”

“Bukan Pak, saya salah satu pelamar yang melamar pekerjaan di perusahaan ini.” Sempat kaget Bapak yang berbicara dengan Pemuda tersebut.

Tiba giliran wawancara, pemuda itu yang gantian kaget, ternyata yang bertugas mewancarainya adalah si Bapak yang di toilet. Gugup dan malu rasanya. Tapi apa yang terjadi, sang Bapak yang ternyata Manager HRD di perusahaan itu, menyalami pemuda tersebut dan mengatakan, “selamat, Anda diterima di perusahaan ini…”

Comments

Popular posts from this blog

Mau Melangkah enggak?

  Ada dua buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Kedua bibit itu saling berkomunikasi, b ibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menanamkan akarku dalam-dalam di tanah ini dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku untuk menyampaikan salam musim semi. Aku juga ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.” Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang. Bibit yang kedua bergumam, “Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah di sana sangat gelap? J ika kuteroboskan tunasku ke atas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku itu pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba untuk memakannya? J ika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai

Melangkah aja!

  Pernahkah kamu membayangkan disebuah daerah yang asing, tersesat dan tidak pernah sama sekali pergi ke sana? Pernah kang… Apa yang kamu pikirkan saat itu? Apakah langsung bertanya keseseorang yang mungkin dia lebih mengetahui seluk-beluk daerah tersebut? Atau kamu menggunakan feeling untuk terus berjalan dan melangkah? Pasti tanya sama seseorang yang lebih tahu kang. Oke, apapun jawabannya. Saya yakin, tugas kamu memilih dari sekian pilihan itu kan? Bertindak segera untuk menemukan tempat tujuanmu? Betul? Betul sekali kang… pokoknya harus nyampe. Yups, karena dengan hanya berdiam diri saja dan tidak melakukan apa-apa, kamu tidak akan ke mana-mana kan? Jelas lah… Cuma diam saja tidak berbuat apa-apa, maka tidak pernah sampai ke tujuan. Setuju kang. Bagaimana kalau kita analogikan hal tersebut dengan kehidupan nyata. Sadarkah kita bahwa sesungguhnya kita adalah mahluk asing di dunia ini? Kita adalah mahluk yang berkelana di kehidupan yang tidak pernah kita kenal se

Sales Gagap Ahli Menjual Buku

Alkisah ada seorang Pengusaha yang baru memulai usaha baru untuk memasarkan Buku, karena dia membutuhkan karyawan, dia membuka lowongan kerja untuk dijadikan seorang sales. keesokan harinya, ternyata ada seseorang yang berbicaranya gagap datang untuk melamar menjadi seorang sales. Gagap : "Sese.. la..mat paagi.. Pak...!!!" Pengusaha : "Selamat pagi..." Gagap : "Saa ya.. lii.. hat di sii..ni bu..tuh karr..yaa..wann.. Pak??" Pengusaha : "Iya, saya butuh karyawan yang pandai dan bisa membuat laku buku-buku saya." Gagap : "Saa..ya bii..sa Pak..!" Pengusaha : "Bisa apa?? kamu ngomong saja susah.. bagaimana mau menjadi sales?? Sedangkan sales itu harus pintar berbicara dan harus lancar...?" Gagap : "Baa..pak booleh coo..baa duulu saa..ya pas..ti bisa!!" Pengusaha : "Baik coba kamu jual 5 buku ini.. 1 jam kemudian kamu kembali." Gagap : "Baa..ikk Pak!!" Setelah satu jam Gagap kembali